03 December 2020 | Joo Izzi
Bau mulut (bad breath) atau yang dalam bahasa Latin disebut halitosis adalah masalah sehari-hari yang seringkali tidak kita sadari. Sebagian besar halitosis yang kita alami--kita ketahui dari orang lain yang mencium bau mulut (kita). Penyebab bau mulut sendiri bisa karena makanan yang kita konsumsi seperti bawang, petai, jengkol, dan beberapa makanan yang berbau tak sedap lainnya. Tak hanya setelah mengkonsumsi berbagai makanan tersebut, halitosis juga umum dialami oleh orang yang baru bangun tidur atau orang yang terbiasa minum kopi dan merokok.
Cara mengatasi bau mulut tak sedap sebenarnya tidak terlalu sulit. Apalagi jika bau tersebut diakibatkan oleh makanan yang kita konsumsi atau karena kebiasaan minum kopi dan merokok. Akan tetapi, jika bau diakibatkan oleh faktor lainnya seperti kesehatan mulut hingga masalah medis, mengatasinya tidak sesederhana menghilangkan bau mulut karena makanan atau karena mulut kering.
Agar bisa menghindari dan mengatasi bau mulut, terlebih dahulu kita harus tahu faktor apa saja yang dapat menyebabkannya. Berikut adalah beberapa penyebab halitosis yang paling umum.
Sebagian besar halitosis disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk. Jarang gosok gigi, tidak membersihkan sela-sela gigi, atau jarang menyikat lidah akan menyebabkan penumpukan bakteri dan plak di gigi serta lidah.
Tidak hanya menyebabkan bau mulut, mengabaikan kebersihan mulut juga berpotensi menimbulkan masalah lain seperti gigi berlubang, penyakit gusi, dan sariawan.
Baik gigi berlubang ataupun penyakit gusi kerap dikait-kaitkan dengan halitosis. Karena itulah, menyikat gigi dan lidah atau menggunakan obat kumur kadang-kadang hanya bisa mengatasi bau mulut sementara saja.
Ada banyak jenis makanan yang menimbulkan bau nafas. Beberapa contohnya yang paling umum kita temukan di masyarakat diantaranya adalah: bawang merah dan bawang putih, petai atau stinky bean, terasi, jengkol, hingga durian.
Berbagai makanan tersebut bisa menyebabkan halitosis karena partikel makanan (yang berbau tajam) akan larut bersama aliran darah dan dibawa ke paru-paru. Itulah sebabnya mengapa nafas kita bisa berbau tak sedap.
Kebiasaan menyeruput secangkir kopi kental di pagi hari dan tidak gosok gigi setelah ngopi dapat menyebabkan halitosis. Kopi dapat menyebabkan halitosis karena rasanya yang kuat serta dapat mempengaruhi produksi air liur di mulut. Setelah minum kopi, kafein akan menyebabkan penurunan produksi air liur. Kurangnya jumlah air liur di mulut akan membuat bakteri penyebab bau mulut berkembang biak.
Faktor lain penyebab bau mulut yang paling umum adalah kebiasaan merokok. Jika minum kopi atau merokok saja sudah bisa menimbulkan masalah bau pada mulut, mengkombinasikan keduanya akan membuat resiko halitosis meningkat drastis.
Seseorang yang suka mengkonsumsi makanan pedas atau suka dengan makanan-makanan yang banyak mengandung gula dan protein dapat mengakibatkan aroma mulut jadi tak sedap. Hal ini disebabkan karena gula adalah makanan favorite bagi bakteri.
Tubuh kita membutuhkan karbohidrat sebagai sumber tenaga. Apabila kita mengurangi jumlah asupan karbohidrat, hal tersebut bisa saja menyebabkan bau mulut tak sedap. Mengurangi asupan karbohidrat berpotensi menyebabkan halitosis karena pola makan tersebut akan mengubah metabolisme tubuh yang dapat menimbulkan halitosis.
Makanan yang mengandung protein tinggi seperti daging adalah jenis makanan yang sulit dicerna dan dimetabolisme oleh tubuh. Apabila tidak dimetabolisme, makanan berprotein tinggi beresiko menghasilkan gas belerang.
Salah satu momen dimana sebagian besar orang sering mengalami bau mulut adalah ketika bangun tidur. Hal tersebut disebabkan karena pada saat tidur, mulut kita cenderung kering. Apabila kering, jumlah bakteri yang menguraikan partikel-partikel atau sisa-sisa makanan di mulut akan meningkat tajam dan akan mengakibatkan halitosis. Sebaliknya, air liur akan membantu menjaga kebersihan mulut dan membantu melarutkan partikel-partikel makanan.
Cara mengatasi bau mulut ketika bangun tidur bisa dengan berkumur-kumur atau gosok gigi. Agar tak mengalami halitosis berlebihan ketika bangun tidur, biasakanlah gosok gigi sebelum tidur dan berkumur-kumur dengan mouthwash agar tidak ada sisa-sisa makanan yang tersisa.
Masalah usus, gangguan pencernaan, atau sembelit adalah penyebab bau nafas lainnya. Jika anda mengalami refluks asam, ini akan mengakibatkan bau dari makanan yang baru saja anda konsumsi akan dengan mudah kembali ke kerongkongan dan keluar melalui mulut sehingga menimbulkan aroma tak sedap.
Sejumlah masalah kesehatan yang berpotensi menyebabkan halitosis diantaranya adalah: infeksi sinus, radang tenggorokan atau pneumonia, infeksi tenggorokan, flu biasa atau akibat influenza, amandel, sariawan, diabetes, bronkitis, penyakit ginjal, hingga penyakit hati.
Ada beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengatasi alergi, bisa mengakibatkan bau mulut tak sedap. Beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan resiko halitosis salah satunya adalah masalah sinus akibat alergi. Sinus akan memaksa orang yang mengalaminya bernapas melalui mulut, hingga membuat mulut menjadi kering dan berbau.
Pengguna kawat gigi harus melakukan perawatan ekstra terhadap kesehatan mulut mereka. Pasalnya, banyak sekali celah-celah kecil pada kawat gigi yang sulit dibersihkan. Sisa partikel-partikel makanan yang tersangkut diantara kawat gigi akan membusuk hingga menyebabkan pertumbuhan bakteri.
Begitu juga dengan gigi palsu yang tidak terpasang dengan tepat atau longgar, juga berpotensi menyebabkan bau mulut hingga infeksi dan sariawan.
Sejumlah obat-obatan yang perlu diwaspadai diantaranya adalah obat antihistamin yang sering digunakan untuk mengobati alergi atau diuretik. Obat ini cenderung menyebabkan mulut kering dan pada akhirnya akan menimbulkan halitosis. Obat lain yang juga dianggap bisa menimbulkan halitosis adalah triamterene (dyrenium) dan paraldehyde.
Bukan kehamilan yang menyebabkan bau mulut melainkan, efek hamil seperti mual dan muntah. Selain itu, perubahan hormon, dehidrasi, hingga mengidam makanan-makanan penyebab bau mulut akan meningkatkan resiko halitosis pada wanita hamil.
Baca juga: Jenis-Jenis Penyakit Mulut yang Perlu Diwaspadai
Menghindari makanan atau minuman yang berpotensi menyebabkan halitosis seperti daging atau makanan berprotein tinggi yang sulit dicerna
Kurangi kebiasaan mengkonsumsi makanan yang pedas
Menghentikan kebiasaan merokok
Jaga kebersihan mulut dengan rutin sikat gigi (menggunakan pasta gigi berfluoride) minimal dua kali sehari, yaitu pada pagi dan malam hari sebelum tidur
Jangan lupa membersihkan lidah menggunakan alat pembersih lidah atau yang disebut dengan istilah tongue scraper
Jangan lupa gosok gigi setelah makan. Dan, gunakan sikat gigi yang diformulasikan secara khusus jika Anda menggunakan kawat gigi
Ganti sikat gigi setiap dua atau tiga bulan sekali atau setelah sakit
Belajarlah membersihkan sela-sela gigi menggunakan benang gigi
Berkumur-kumurlah dengan menggunakan mouthwash
Segera obati penyakit mulut seperti sariawan atau sejenisnya
Kunjungi dokter secara teratur setidaknya dua kali dalam setahun
Perbanyak minum air putih agar mulut tetap lembab
Jika baru saja mengkonsumsi makanan penyebab bau mulut seperti petai atau jengkol, Anda bisa meminimalisir baunya dengan mengunyah makanan yang beraroma segar seperti jeruk. Atau, bisa juga dengan mengunyah permen karet tanpa gula atau permen mint yang mengandung xylitol
Sumber